Tuesday, February 28, 2012

Candi Banyunibo


Keindahan bisa kita temukan dimana saja, tidak harus di pusat keramaian yang menjadi tempat banyak orang berkumpul. Terkadang di ujung sepi pun kita bisa menemukan tempat-tempat yang indah dan megah. Di era modern sekarang ini jarak tempuh yang jauh sudah tidak menjadi masalah dikarenakan banyak pilihan jenis transportasi yang siap mengantar kita menuju tempat tersebut.

Candi Banyunibo berdiri diantara persawahan yang luas dan terselip diantara rerimbunan pepohonan dan jalan desa yang belum mulus teraspal dari jalan utama menuju kota. Candi yang berlokasi di Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Candi Banyunibo adalah peninggalan abad ke-9 yang diketemukan kembali pada tahun 1940. Candi Buddha yang berukuran kurang lebih 16m x 15m dengan tinggi 15m diperkirakan adalah candi induk yang memiliki enam buah candi perwara (pendamping) yang berada disisi selatan dan timur candi induk. Sekarang ini candi perwara hanyalah sebuah alas stupa dengan puing-puing batu yang berserakan.

Memasuki Candi Banyunibo kita akan menaiki tangga yang dibagian depan sisi kanan dan kiri akan disambut arca singa. Setelah naik di ujung tangga kita akan melihat pintu masuk dengan hiasan relief yang tidak sempurna karena ada beberapa batu baru terpasang tanpa dipahat sesuai yang aslinya. Pintu ini membentuk lorong sepanjang 1,5 meter dengan bentuk melengkung keatas dan terdapat beberapa relief yang terpahat di batu-batu tersebut--relief Dewi Hariti/dewi kesuburan pada dinding sisi utara dan relief suami Dewi Hariti /Vaisaravana di dinding bagian selatan--. Di dalam ruang utama Candi Banyunibo ini, terdapat delapan buah jendela yang masing-masing terbagi dua di setiap sisi candi ini dan tiga relung tanpa arcaberada tepat di tengah-tengah jendela tersebut. Pada bagian atas luar Candi Banyunibo, kita akan melihat setiap relung yang menghiasi candi ini dari berbagai sisi, dan di bagian bawah candi ini, kita akan menemukan pahatan yang mengelilingi candi ini dengan beberapa motif.

Matahari semakin menurun dengan semburat warna senja mengkakhiri hari yang terang menuju hari gelap menyertai kepulangan kami menuju kota tempat kita hidup dan menjemput rejeki yang tersebar dimuka bumi ini tanpa batas.

(ardianahmad/www.kotajogja.com)

Foto - Foto Lain


0 comments:

Post a Comment